Kulit kakao adalah salah satu limbah industri yang dihasilkan oleh tanaman kakau. Tanaman kakao yang dalam bahasa latin disebut dengan Theobroma cacao L, hampir 74% dari buah kakao adalah kulit buah, dengan 2% plasenta, dan 24% biji.
Dari hasil analisa kimia atau yang biasa dengan analisa proksimat, kulit buah kakao mengandung 22% protein, dan 3-9 % lemak. Ada juga dari hasil penelitian yang lain kulit buah kakao mempunyai protein kasar (PK) 8%, bahan kering (BK) 88%, dan serat kasar (SK) 40,1 %., dan tingkat kecernaannya (TDN) sebesar 50,8%.
Dan pemakaian pada ternak ruminansia sekitar 30-40%. Dari hasil penelitian yang dicoba pada ternak domba, pemakaian kulit buah kakao bisa digunakan untuk mengganti kosentrat 15% atau 5% dari ransum.
Sebaiknya sebelum digunakan sebagai pakan ternak, limbah kulit buah kakao agar dapat difermentasikan terlebih dahulu agar kadar lignin yang sulit dicerna oleh ternak dapat turun, dan sebaliknya untuk meningkatkan kadar protein dari kulit buah kakao yang semula sekitar 6-8% menjadi 12-15 %. Ketika peternak yang mencoba memberikan kulit buah kakao yang telah diproses pada ternak sapi bisa meningkatkan berat badan sapi sebesar 0,9 Kg/Hari.
Cara Pengolahan Kulit Kakao Dengan Teknologi Fermentasi
Dengan cara fementasi, nilai gizi tambah kulit buat kakao bisa ditingkatkan, sehingga memenuhi pakan kosentrat pada kambing, domba dan sapi. Salah satu fermentor yang dapat digunakan adalah starbio ternak atau Aspergilus niger, dengan fermentasi manfaat yang diperoleh antara lain:
- Nilai protein dari kulit buah kakao akan meningkat
- Menurunkan kandungan serat kasar
- Menurunkan kandungan tenin (zat yang menghambat pencernaan)
Cara pengolahaan limbah kulit Kakao Tanpa Fermentasi
Kumpulkan limbah kulit kakao dari hasil panen, kemudian dicingcang. Selanjutnya dijemur pada sinar matahari sampai kering, yang dapat kita lihat dengan cara mudah unuk dipatahkan atau mudah hancur ketika diremas. Setelah kering ditumbuk dengan menggunakan lesung, atau alat penumbuk lainnya, dan kemudian dilakukan pengayakan.
Untuk meningkatkan nilai gizi pakan ternak, maka tepung kulit buah kakao dapat dicampur dengan bekatul dan jagung giling, masing 15%, 35%, dan 30%, yang artinya bahwa ransum tersebut tediri atas 15% tepung kulit buah kakao, 35% bekatul, dan 30% jagung giling.
Cara penggunaan kulit buah kakao pada ternak.
- Pada awal pemberian, biasanya ternak tidak langsung memakannya. Karena itu, berikanlah pada saat ternak lapar dan bila perlu diambah sedikit garam, atau gula untuk merangsang nafsu makan.
- Tepung hasil fermentasi bisa langsung diberikan pada ternak, atau disimpan, agar lebih awet dan tahan lama, penyimpanan harus dalam bentuk wadah kering dan bersih.