Sejarah Sapi Belgian Blue
Dalam sejarahnya, sapi Belgian Blue (selanjutnya disebut sapi BB) merupakan perkawinan antara sapi Shorthorn atau Durham dengan sapi lokal Belgia. Sapi hasil persilangan ini memliki warna kulit “kebiruan” sehingga disebut dengan Belgian Blue (Coopman, 2008). Dengan metode seleksi yang ketat dan waktu yang lama, diperoleh lah sapi dengan penampilan perototan yang super, kalau di Indonesia kita mengenal binaragawan Ade Ray. Pada sapi BB, perototan yang menonjol tampak pada hampir di seluruh tubuhnya. Dengan perototannya yang luar biasa, Belgian Blue ini disebut Double Muscle Belgian Blue (DM-BB).
Di negara asalnya, Belgia, sapi BB awalnya merupakan sapi yang utamanya digunakan sebagai penghasil daging.Namun, selain sebagai penghasil daging, Sapi Belgian Blue juga digunakan untuk beberapa tujuan, diantaranya juga digunakan dalam perkawinan dengan sapi perah. Selain digunakan sebagai upaya pemenuhan produksi daging, keberadaan Belgian Blue juga digunakan untuk disilangkan dengan sapi lokal untuk meningkatkan perototan sapi lokal.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa perototan yang sangat ekstrim pada sapi Belgian blue ini disebabkan oleh mutasi pada gen myostatin, gen yang bertanggung jawab terhadappertumbuhan otot pada sapi. Mutasi inilah yang menyebabkan terjadinya muscular hypertrophy (MH) pada beberapa bangsa sapi. Beberapa keuntungan yang diperoleh dari terjadinya mutasi ini adalah, perototan yang luar biasa sehingga jumlah karkas juga meningkat dan kandungan lemak pada daging yang rendah.
Di Belgia, 95% sapi potong merupakan sapi Belgian Blue (DM-BB) yang mampu menyumbang 65% dari total produksi daging dan 75% produksi daging merah (Hanset, 2004). Tingginya minat peternak terhadap sapi BB ini menginspirasi asosiasi Belgian blue di Belgian untuk menyebarkan Belgian blue ke seluruh dunia baik dalam bentuk semen beku maupun embrio. Semen beku Belgian blue biasanya digunakan untuk kawin silang dengan sapi perah (hampir 65%). Terdapat 3 pola warna pada sapi BB ini, diantaranya adalah hitam (pie-black/pie-noire), semua putih (all white) dan roan (pie-blue).
Dalam perkembangan terakhir, sapi BB digunakan sebagai sapi dual purpose (sapi dwi guna/penghasil daging dan susu) dan sapi pedaging. Sebagai sapi dwiguna, prinsip seleksi yang digunakan berdasarkan potensi produksi susu dan calving easy (kemudahan melahirkan), produksi susu mencapai 4.200 s.d 4.800 Liter, namun juga terdapat sapi dengan tipe perah dengan produksi susu 5.400 s.d 6.000 Liter. Dengan sifat aslinya sebagai sapi dwi guna, sapi BB merupakan sapi yang secara spesifik merupakan sapi pedaging dengan sifat dan keuntungan yang dapat diperoleh diantaranya adalah perototan yang luar biasa, efisiensi pakan, kualitas daging yang bagus (tenderness), early maturity, docility (jinak), rendah lemak, rendah tulang dan persentase karkas yang 20% lebih banyak dibandingkan sapi pada umumnya.
Berat badan sapi BB dewasa berkisar antara 1.100 s.d 1.250 kg walaupun kadang-kadang juga ditemui sapi dewasa dengan berat badan lebih dari 1300 kg dan tinggi mencapai 145 cm s.d 150 cm. Sapi betina dewasa mampu mencapai berat 850 s.d 950 kg dan tinggi mencapai 132 cm s.d 134 cm.