Sam Pertenak Kambing Dengan SOC HCS
Ternak kambing Intensif, modern dan bebas bau dengan pola HCS mulai marak digemari oleh peternak di ndonesia. Pola fermentasi HCS mempunyai waktu yang relative singkat serta waktu panen yang pendek sengat menguntungkan peternak. Selama ini ternak kambing masih banyak diupayakan secara tradisional. Padahal perkembangan teknologi budidaya kambing semakin maju dan berkembang, terutama dalam hal pakan. Pakan yang difermentasi bisa cepat menambah berat badan dan membuat kambing maupun kotorannya tidak berbau.
Sebelum benar-benar memulai usaha beternak kambing, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan. Umumnya, dalam beternak kambing, ada lima hal yang harus diperhatikan, yaitu lokasi, kandang, pemilian bibit kambing, komposisi pakan, dan management pemeliharaan.
Salah satu yang menggelui usaha ini yaitu Bpk. Siamin Wijaksono yang tinggal di Bojonogero Kabupaten Bayuwangi. Profesi yang dijalankan sebelumnya adalah ahli tata taman, sehingga tidak ada waktu lagi untuk mengerjakan perkerjaan lain.
Begitu diperkenalkan metode peternakan menggunakan pola HCS dimana tidak usah ngarit, tanpaangon membuatnya tertarik, apalagi waktu itu dijelaskan juga bahwa kotorannya bisa dikelola sendiri untuk mengelola lahan yang dimilikinya. Memulai beternak kambing dari 5 ekor sedikit dikelola sampai akhirnya menjadi 40 ekor,ternyata benar-benar tidak repot dalam mencari pakan. Cukup satu minggu sekali membuat fermentasi pakan dari bonggol jagung hasil panen sawahnya.
Ternak kambing dengan menggunakan pola HCS ternyata sangat memudahkan petani, bahkan kotoran dan urinpun bisa digunaakan untuk mengelola lahan sawah. Saat ini Bpk. Siamin bisa menghemat 1,5 juta dari semu;a yang dikeluarkan hampir 3 juta rupiah untuk ½ Ha sawah miliknya. Hasil panenpun mencapai lebih kurang 5 ton.
Selain beternak kambing sekarang Pak Siamin juga mengembangkan usahanya dengan beternak itik, selain mudah pembuatan juga kotorannya tidak bau.
Source Artikel Sam Pertenak Kambing Dengan SOC HCS, Majalah Mitra HCS