Fisiologi Reproduksi Dan Morfologi Kambing Jantan
Ternak Domba jantan dan ternak kambing jantan bisa dikembangbiakkan sepanjang tahun, tetapi jumlah sperma dan aktivitas spermatogenik mencapai tingkat maksimal pada saat musim kawin yg normal dan kemudian secara berangsur-angsur menurun sampai pada tingkatan yg paling rendah pada musim panas, begitujuga tentang mutu semen (viabilitas, motilitas, dan jumlah fruktosa serta seminal plasma)
Spermatogenesis
Spermatogenesis merupakan suatu kegiatan proses dimana sel-sel kelamin primer dalam testis menghasilkan spermatozoa. Spermatogenesis meliputi serangkaian tahapan dalam menghasilkan spermatozoa sbb:
- Spermatogonia adalah sel-sel yg pada umumnya yg terdapat pada perifer tubulus seminiferus jumlahnya bertambah secara mitosis.
- Spermatosit Primer adalah dihasilkan oleh spermatogonia, mengalami migrasi menuju ke pusat tubulus dan mengalami pembelahan meiosis.
- Dua spermatosit sekunder yang terbentuk dari masing-masing spermatosit primer terbagi secara mitosis menjadi empat spermatid
- Masing-masing spermatid mengalami serangkaian perubahan nukleus dan sitoplasma (spermiogenesis) dari sel yang bersifat non motil menjadi motil dengan membentuk flagelum (ekor) untuk membentuk spermatozoa.
- Spermatozoa adalah sel kecambah yg mana setelah masak kemudian bergerak melalui epididimis, yang mampu membuahi ovum setelah terjadinya kapasitasi pad hewan betina. Spermatozoa itu menjadi aktif bergerak setelah menyentuh bahan-bahan yang disekresikan oleh kelenjar-kelenjar aksesoris (ampula, kelanjar vesikuler, kelenjar bulbouretralis, dan kelanjar prostat). Namun, banyak juga diantara spermatozoa mengalami degenerasi dan diserap kembali oleh sel-sel epitelium epididimis dan duktus deferens dan disekresikan dalam urin (Frandson 1992).
baca juga :fisiologi reproduksi kambing betina
Efisiensi Reproduksi
Menurut Partodihardjo (1980), efisiensi reproduksi dalam populasi ternak tidak bisa diukur semata – mata oleh proporsi ternak yang tidak bisa memproduksi ternak. ternak betina mampu menghasilkan anak hanya jika dikawinkan dengan pejantan yang menghasilkan spermatozoa yang selanjutnya dapat membuahi ovum dan memulai proses – proses yang berhubungan dengan konsepsi, implantasi, atau diferensiasi normal dari embrio dan pertumbuhan janin
Calving Interval (CI)
Calving Interval (CI) merupakan jarak antara 2(dua) kelahiran yg berurutan yg bisa dihitung dengan menjumlahkan lama kebuntingan dan jarak dari melahirkan sampai terjadi konsepsi kembali(Vanderplassche 1982). Panjang pendeknya Calving Interval ini akan mempengaruhi tingkat produktivitas rerata kelompok kambing Peranakan Etawa(PE) per tahun (Abdulgani 1981).
Ciri – ciri Morfologi kambing jantan Peranakan PE kelas A. Secara singkat ciri – ciri kambing PE kelas A adalah sebagai berikut :
- Tubuh besar.
- Tinggi gumba kambing jantan 90 – 110 cm, betina 70 – 90 cm.
- Berat hidup kambing jantan dewasa 65 – 90 kg, betina 45 – 79 kg.
- Panjang tubuh kambing jantan dewasa 85 – 105 cm, betina 65 – 85 cm.
- Kepala tegak, garis profil wajah melengkung sekali.
- Kepala bertanduk, baik kambing jantan maupun betina dan posisi tanduk mengarah ke belakang.
- Telinga lebar, panjang, menggantung (terkulai), dan sedikit melipat pada bagian ujungnya. Panjang telinga kambing jantan 25 – 41 cm dengan lebar 8 – 14 cm, yang betina panjang 21 – 30,5 cm dengan lebar 8 – 13 cm.
- Ambing kambing betina berkembang biak baik. Puting susu cukup besar dan panjang seperti botol. Masa laktasi setelah melahirkan anak dapat menghasilkan 2 – 3 liter per hari. Pada kambing jantan lingkar testis 23 cm atau lebih.
- Warna bulu bermacam-macam, antara lain belang putih dengan bercak-bercak hitam, merah coklat, atau campuran ketiga-tiganya.
- Pada bagian belakang kaki terdapat bulu gembol yang lebat dan panjang, baik pada kambing jantan maupun betina.
- Mampu memproduksi susu 0,5 – 1 lt/hari.