Azolla Sebagai Pakan Entog

Azolla microphylla memiliki potensi sebagai bahan pakan ternak khususnya unggas dan ikan, serta dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pupuk organik. Beberapa potensi Azolla yaitu memiliki pertumbuhan yang cepat dengan waktu penggandaan hanya 3,7-6 hari tergantung kesuburan kolam sehingga layak dikembangkan sebagai stock bahan hijauan (Supartoto dkk. 2012).

Produksi biomassa Azolla microphylla sangat tinggi, yaitu per m2 bobotnya mencapai 1-2 kg tergantung kesuburan kolam (Supartoto dkk. 2012), dengan kandungan protein yang cukup tinggi yaitu berkisar 19-28% basis berat kering (Lumpkin and Plucknet. 1982. dan Supartoto dkk. 2013). Dengan kandungan protein yang tinggi ternyata Azolla microphylla sangat disukai hampir semua hewan dan ikan. Entog sangat menyukai Azolla microphylla dan penggunaan azolla microphylla pada entog dapat mengehemat pakan antara 30-50% (Supartoto dkk., 2015).

Entog sangat menyukai Azolla. Entog yang diberi ransum 50% + Azolla 50% umur 75 hari sudah mencapai 2 kg. Ransum terdiri dari kosentrat grower:jagung:dedak:1:2:7.

Pemberian Azolla microphylla pada itik petelur, sejumlah 100g/ekor/hari dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas telur itik, berpengaruh terhadap produksi telur harian (Hen Day Production, HDP),  menjadikan warna kuning telur orange hingga skala 12,2 dari 15, meningkatkan stabilitas produksi telur, dan jumlah telur (Supartoto dkk. 2016 dan 2017) dan substitusi pakan itik dengan azolla hingga 30% berbasis kering tidak menurunkan produksi telur dibanding itik yang diberi pakan standar nasional (NRC 1994).

Rata-rata produksi telur itik yang diberi azolla microphylla naik dari 49,10% menjadi 71,35% (diberi azolla) atau naik 45,35% .

Peternak mengakui bahwa pemberian azolla pada itik memberi beberapa keuntungan, seperti peningkatan produksi telur, peningkatan kualitas warna kuning telur, dan ada efiensi pakan, namun demikian, pernyataan mereka belum diikuti peternak untuk menginvestasikan dana (membiayai) untuk budidaya azolla, tetapi menunggu pihak eksternal.

Artikel Source: I.r Supartot, M.Agr.Sc. (Dosen Fakultas Pertanian Unsoed)