Pemanfaatan Ampas Tahu Sebagai Pakan Penggemukan Sapi
METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan atau mencoba pada 18 ekor sapi Simental jantan bakalan yang milik oleh peternak di Kelompok Ternak Sejahtera Mandiri Desa Bukit Peninjauan I Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu.Ternak sapi dipelihara dalam kandang individu dengan rataan bobot badan sapi Simental jantan 197,56 kg. Sapi yang digemukkan berumur 1 – 2 tahun dengan lama penggemukan 90 hari.
Adapun pemberian pakan yang diberikan dengan memanfaatkan bahan pakan lokal limbah ampas tahu. Pengkajian terdiri dari 3 perlakuan dan 6 ekor sapi sebagai ulangan. Perlakuan A = kontrol (kebiasaan petani) hijauan saja sebanyak 10% dari bobot badan, Perlakuan B = hijauan 10% dari BB + konsentrat : dedak padi 2 kg, ampas tahu 1,9 kg dan mineral 0,1 kg.Perlakuan C = hijauan 10% dari BB + konsentrat : dedak padi 1 kg, ampas tahu 2,9 kg dan mineral 0,1 kg.Air minum diberikan secara ad. libitum.
Pengkajian pemanfaatan ampas tahu sebagai pakan penggemukan sapi jantan dirancang melalui pendekatan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 jenis perlakuan dan 6 ulangan. Peubah yang diamati adalah : konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan analisa finansial. Cara pengamatan konsumsi pakan adalah dengan menimbang pakan yang diberikan pada hari tersebut dan menimbang sisa pakan pada pagi harinya. Hasil pengurangan antara pakan yang diberikan dan sisa pakan adalah pakan yang dikonsumsi oleh ternak.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Lokasi Pengkajian
Lokasi pendampingan PSDSK di Kabupaten Seluma adalah di Kelompok Ternak Sejahtera Mandiri Desa Bukit Peninjauan I Kecamatan Sukaraja. Kelompok ternak Sejahtera Mandiri diketuai oleh Ceceng dengan anggota sebanyak 20 orang. Saat ini kelompok ini mengusahakan penggemukan sapi potong dengan memelihara sapi jantan Simental yang berumur 5 bulan – 2 tahun. Pembelian sapi dengan membeli dari Banjarnegara Jawa Tengah. Selain sapi Simental mereka juga memelihara sapi Bali untuk penggemukan dan pembibitan.
Mata pencaharian utama di desa ini adalah sebagai buruh perkebunan kelapa sawit. Usaha penggemukan sapi saat ini sudah dianggap sebagai mata pencaharian utama karena skala pemeliharaan yang semakin bertambah dari 1 – 5 ekor menjadi 5 – 20 ekor. Sebelumnya usaha beternak sapi potong sebagai usaha sampingan dan sebagai mata pencaharian utama adalah sebagai buruh bangunan. Dengan semakin meningkatnya skala pemeliharaan sapi maka mereka berhenti dari pekerjaan sebelumnya sebagai buruh bangunan dan memilih beternak sapi potong sebagai mata pencaharian utama.
Pemanfaatan Ampas Tahu sebagai Pakan Penggemukan Sapi
Hijauan makanan ternak yang banyak tersedia di Desa Bukit Peninjauan I adalah rumput lapangan, rumput king grass, dan pelepah/daun sawit. Sebagian besar peternak sapi di desa ini hanya memberikan pakan hijauan saja tanpa di berikan pakan konsentrat. Pakan konsentrat di daerah ini yang banyak tersedia adalah dedak padi, ampas tahu, solid dan jagung giling.
Rata-rata pertambahan bobot badan harian selama 3 bulan penggemukan pada sapi Simental yang memperoleh perlakuanpakan berbeda disajikan pada Tabel 1.Berdasarkan Tabel 1, pertambahan bobot badan tertinggi dicapai oleh perlakuan Cyaitu sebesar 0,72 kg/ekor/hari dengan formula pakan terdiri dari ampas tahu 2,9 kg, dedak padi 1 kg dan mineral 0,1 kg, selanjutnya adalah perlakuan Byang diberikan pakan ampas tahu 1,9 kg, dedak padi 2 kg dan mineral 0,1 kg dengan PBBH sebesar0,53 kg/ekor/hari dan terendah perlakuan A (kontrol) yaitu0,30 kg/ekor/hari dengan pemberian pakan berupa hijauan saja. Pulungan, dkk. (1985) melaporkan bahwa ampas tahu mengandung NDF, ADF yang rendah sedangkan presentase protein tinggi yang menunjukkan ampas tahu berkualitas tinggi, tetapi mengandung bahan kering rendah. Ampas tahu juga mengandung unsur-unsur mineral mikro maupun makro yaitu untuk mikro; Fe 200-500 ppm, Mn 30-100 ppm, Cu 5-15 ppm, Co kurang dari 1 ppm, Zn lebih dari 50 ppm (Sumardi dan Patuan, 1983). Surtleff dan Aoyagi (1979) melaporkan bahwa penggunaan ampas tahu sangat baik digunakan sebagai ransum ternak sapi perah.
Performan sapi yang digemukkan pada ternak sapi Simental
No. | Uraian | Perlakuan | ||
A (kontrol) | B | C | ||
1. | Bobot awal (kg) | 175 | 247 | 170,7 |
2. | Bobot akhir (kg) | 202 | 294,5 | 232 |
3. | Pertambahan bobot badan harian (kg/hari/ekor | 0,30 | 0,53 | 0,72 |
4. | Konsumsi pakan (kg/ekor/hari)
– Hijauan – Dedak padi – Ampas tahu – Mineral |
17,5 – – – |
24,7 2 1,9 0,1 |
17 1 2,9 0,1 |
Di Bengkulu ampas tahu telah banyak dan sudah biasa digunakan oleh peternak sebagai makanan ternak sapi potong untuk proses penggemukan. Di Taiwan ampas tahu digunakan sebagai pakan sapi perah mencapai 2-5 kg per ekor per hari (Heng-Chu, 2004), sedangkan di Jepang penggunaan ampas tahu untuk pakan ternak terutama sapi dan babi dapat mencapai 70% (Amaha, et al., 1996). Ampas tahu merupakan sumber protein yang mudah terdegradasi di dalam rumen (Suryahadi, 1990) dengan laju degradasi sebesar 9,8% per jam dan rataan kecepatan produksi N-amonia nettonya sebesar 0,677 mM per jam (Sutardi, 1983). Penggunaan protein ampas tahu diharapkan akan lebih tinggi bila dilindungi dari degradasi dalam rumen (Suryahadi, 1990).
Hasil analisis proksimat pakan penggemukan di Laboratorium Bahan Makanan Ternak di Balitnak Ciawi bahwa kandungan protein pakan perlakuan Clebih tinggi dari perlakuan B yaitu sebesar 13,23 %sedangkan pada perlakuan B sebesar 12,16 %.Berdasarkan hasil tersebut maka dapat diketahui bahwa perlakuan pemberian pakan ampas tahu sebanyak 2,9 kg/ekor/hari (60%) dapat meningkatkan pertambahan bobot badan dibandingkan dengan hanya diberikan hijauan saja dan pakan konsentrat ampas tahu sebesar 1,9 kg/ekor/hari (45%). Hasil analisis proksimat selengkapnya disajikan pada Tabel 2.
2.Hasil analisis proksimat pakan konsentrat
Perlakuan | Air g/100g | Protein g/100g | Lemak g/100g | Energi kcal/kg | SK g/100g | Abu g/100g | Ca g/100g | P g/100g |
B | 9,02 | 12,16 | 7,81 | 3.842 | 16,44 | 12,11 | 1,39 | 0,48 |
C | 9,40 | 13,23 | 7,12 | 3.742 | 14,74 | 10,61 | 2,05 | 0,42 |
Analisis finansial penggemukan sapi Simental selama 90 hari
Uraian | Total (Rp/periode) | |||||
Perlakuan A | Perlakuan B | Perlakuan C | ||||
1. Biaya produksi : | ||||||
Hijauan | 382.500 | 540.000 | 382.500 | |||
Dedak padi | – | 270.000 | 135.000 | |||
Ampas tahu | – | 51.300 | ||||
Mineral | – | 45.000 | 45.000 |
Total biaya pakan | 382.500 | 906.300 | 640.800 |
2. Penerimaan | 945.000 | 1.662.500 | 2.145.500 |
3. Pendapatan | 562.500 | 756.200 | 1.504.700 |
Hasil analisis finasial ketiga perlakuan pakan penggemukan disajikan pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3, keuntungan tertinggi diperoleh pada perlakuan C yang menggunakan pakan hijauan 10% dari bobot badan, ampas tahu 2,9 kg, dedak padi 1 kg dan mineral 0,1 kgmemperoleh keuntungan Rp. 1.504.700/ekor/periode kemudian perlakuan B yang menggunakan pakan hijauan 10% dari bobot badan, ampas tahu 1,9 kg, dedak padi 2 kg dan mineral 0,1 kg yaitu Rp. 756.200/ekor, dan keuntungan terendah perlakuan A yang hanya diberi pakan hijauan saja yaitu hanya Rp. 562.500/ekor. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ampas tahu lebih banyak dari dedak padi sebagai pakan konsentrat dapat meningkatkan keuntungan peternak.
Terima Kasih Telah Membaca Pemanfaatan Ampas Tahu Sebagai Pakan Penggemukan Sapi
Wahyuni Amelia Wulandari dan Siswani Dwi Daliani
BPTP Bengkulu
Ampas tahu diberikan dalam keadaan basah atau kering ya pak/bu??
Biasanya dalam bentuk basah,,