Azolla Sebagai Pakan Bebek

Azolla mengandung protein kasar yang cukup tinggi, yaitu 27%, namun mengandung energi yang relatif rendah, yaitu sekitar 1160 kkal ME/kg. Dari beberapa hasil penelitian di Balai Penelitian Ternak Ciawi diketahui bahwa kebutuhan protein untuk itik jantan adalah sekitar 19 -20% dengan kandungan energy 2900-3000kkal ME/kg. Implementasi Azolla terhadap ternak unggas telah dilaporkan oleh beberapa peneliti.

Menurut Khan (2008) itik yang diberi pakan azolla segar sampai 15 % tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap penampilan itik. Hasil penelitian Manin (1997) penggunaan Azolla pinnata dapat digunakan sampai 40% dalam ransum basal, tanpa menganggu pertumbuhan itik. Begitu juga dengan ayam petelur yang diberi pakan azolla segar sebanyak 9 kg/hari/100 ekor akan menghemat beaya pakan sebesar 20% tanpa menurunkan produksi secara signifikan (Sing and Subudhi, 1978).

azolla sebagai pakan bebek

Berikut ini adalah salah satu testimoni pertenak yang menggunakan azolla sebagai pakan bebeknya. Salah satu peternak ini memelihara bebek dengan jumlah 100 ekor yang berumur 180 hari diberi pakan dedak halus 65%, azolla 15% dan kosentrat 144 20%.Produksi telurnya lebih dari sembilan puluh persen (>90%) sejak 10 hari pemberian azolla. Jumlah pakan yang diberikan 170gram/ekor/hari. Pakan diberikan sekitar jam 7 pagi 40% dan jam 5 sore 60%.

testimoni azolla sebagai pakan bebek

Pemakaain azolla segar yang masih muda (umur 2 – 3 minggu) dicampur dengan ransum pakan bebek. Berdasarkan hasil penelitian seperti di atas, campuran azolla 15%ke dalam ransum ini, terbukti tidak berpengaruh buruk pada bebek. Maksudnya, bebek tetap menyantap pakan campuran azolla ini dengan lahapnya. Produksi telur, berat telur dan konversi pakan juga tetap normal. Ini bearti penggunaan azolla bisa menekan 15 persen biaya pembelian pakan itik. Tentu saja hal ini cukup menguntungkan peternak karena bisa mengurangi biaya pembelian pakan bebek.

Penambahan Azolla pinnata ke dalam ransum itik

MANIN (1997) telah melakukan penelitian terhadap itik dengan memberikan ransum yang mengandung Azolla pinnata 20% dan 40% (persen dari ransum basal) . Yang diamati adalah konsumsi bahan kering ransum/pakan, pertambahan bobot badan (pbb), retensi nitrogen(%) dan konversi pakan. Konsumsi pakan itik yang mengandung Azolla pinnata 20% dan 40% hampir tidak berbeda, namun pertambahan bobot badannya berbeda sangat nyata.

Ransum yang mengandung Azolla pinnata 20% menghasilkan pbb yang sangat tinggi, dapat meningkatkan palatabilitas ransum sehingga temak itik akan mengkonsumsi ransum dalam jumlah besar. Namun tidak berlaku pada penambahan Azolla pinnata 40%, walaupun konsumsi pakan meningkat tetapi tidak diikuti dengan pertambahan bobot badan yang meningkat akibatnya nilai konversi pakan naik (nilai konversi paling tinggi). Di samping itu meningkatnya Azolla pinnata dalam ransum menyebabkan meningkatnya serat kasar dalam ransum dan menurunkan retensi nitrogen. Menurut WAHYU (1992) dalam MANILA (1997) bahwa serat kasar dalam ransum mengakibatkan tergertaknya peristaltik usus sehingga zat-zat makanan mudah dicema terbawa keluar bersama serat dalam feses sebelum sempat diserap .

Ransum Perlakuan Konsumsi Ransum PBB
(gram/ekor/minggu) (gram/ekor/minggu
Kontrol 590,85 146,85
20% Azolla Pinnata 620,10 163,40
40% Azolla Pinnata 631,12 140,80

Pada Tabel diatas menunjukkan rata-rata konsumsi pakan itik dan pertambahanbobot badan itik selama penelitian berlangsung (MANILA, 1997). Ransum kontrol terdiri 41% jagung kuning, 30 % dedak halus, 20% bungkil kedelai, 7% tepung ikan clan minyak nabati clan tepung tulang masin-masing 1%.

Penambahan azolla 40% menunjukkan nilai konversi pakan paling tinggi (4,68) bila dibandingkan dengan nilai konversi pakan kontrol (4,40) dan azolla 20% (4,20). Hal ini disebabkan penambahan azolla 40% konsumsi ransumnya tinggi yaitu 631,12 gr/ekor/minggu) dengan pbb sebesar 140,8 gr/ekor/minggu. Dengan demikian setiap jenis ternak mempunyai kemampuan berbeda dalam mencerna pakan yang dikonsumsinya.

Kesimpulan: Pada ransum itik penambahan Azolla pinnata cukup diberikan  20% (persen terhadap ransum basal), karena pemberian azolla sampai 40% (persen terhadap ransum basal) kurang efisien. Untuk itik petelur dapat diberikan 15% azolla dalam ransum.

Source: POTENSI HIJAUAN AIR AZOLLA PINNATA SEBAGAI PAKAN SUMBER PROTEIN

SURAYAH ASKAR

Balai Penelitian Ternak, P.O. Box 221, Bogor 16002

About admin

Check Also

cara mengatasi hama ulat pada azolla

Bagaimana Cara Mengatasi Hama Ulat Pada Azolla

Bagaimana cara mengatasi hama ulat pada azolla: Hama ulat padaazolla biasa terjadi pada saat musim …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *